Spesifikasi Cetakan Batako Manual Tumbuk Berkualitas Baik
civilengineeringdwg
Jan 20, 2025
Cetakan Batako
Spesifikasi cetakan yang tepat menjadi kunci untuk mencapai kualitas batako yang berkualitas tinggi dengan efisiensi tinggi. Spesifikasi cetakan batako manual tumbuk memegang peranan krusial dalam menentukan kualitas akhir. Alat cetak ini dirancang sesuai dengan standar SNI 03-0349-1989, memastikan kekuatan dan ukuran yang diinginkan. Material konstruksi yang digunakan, seperti besi yang tahan lama, memperpanjang umur alat cetak. Pemilihan cetakan yang tepat meningkatkan kualitas batako dan efisiensi produksi secara signifikan.
Apa itu Cetakan Batako?
Cetakan batako adalah komponen krusial dalam industri konstruksi yang berfungsi sebagai alat untuk membentuk dan memastikan dimensi batako yang konsisten. Keberadaan cetakan ini tidak hanya memungkinkan produksi batako dengan spesifikasi yang presisi, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan efisiensi proses produksi dan kualitas produk akhir. Dalam konteks pembangunan modern, penggunaan cetakan batako yang tepat menjadi elemen fundamental untuk menjamin keberhasilan proyek.
Secara umum, cetakan batako tersedia dalam dua jenis utama berdasarkan metode penggunaannya, yaitumanual dan mekanis. Cetakan manual, yang lebih ekonomis dan sederhana, biasanya digunakan pada skala produksi kecil atau rumah tangga. Sementara itu, cetakan mekanis dirancang untuk memenuhi kebutuhan produksi massal dengan tingkat efisiensi dan konsistensi yang lebih tinggi. Material yang digunakan untuk membuat cetakan beragam, termasuk kayu, besi, dan baja, masing-masing menawarkan keunggulan tersendiri. Cetakan kayu cenderung ringan dan mudah dibersihkan, sedangkan cetakan besi dan baja memberikan ketahanan yang lebih baik dan hasil yang lebih presisi.
Dalam penerapannya, cetakan batako memainkan peran vital dalam mendukung kapasitas produksi. Sebagai gambaran, industri kecil mampu memproduksi 90-120 batako per zak semen, sedangkan industri rumah tangga menghasilkan 60-80 batako per zak semen. Perbedaan kapasitas ini mengilustrasikan pentingnya pemilihan cetakan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pasar secara efektif.
Lebih lanjut, kualitas cetakan juga berpengaruh signifikan terhadap sifat mekanis batako, khususnya kekuatan tekan. Misalnya, dalam campuran 1:16 pada skala industri kecil, batako yang dihasilkan memiliki kekuatan tekan hingga 5,259 MPa, sementara pengujian laboratorium menunjukkan kekuatan tekan mencapai 7,778 MPa dengan proporsi agregat kasar sebesar 40%. Data ini menegaskan bahwa cetakan yang berkualitas tinggi adalah faktor kunci dalam memproduksi batako yang memiliki daya tahan, kepadatan, dan performa struktural yang optimal.
Dengan pemanfaatan cetakan yang dirancang secara tepat, proyek konstruksi dapat memperoleh keuntungan berupa efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, serta mutu batako yang memenuhi standar. Oleh karena itu, memahami peran strategis cetakan batako adalah suatu keharusan bagi para pelaku industri konstruksi yang berorientasi pada hasil berkualitas tinggi.
Standar SNI untuk Batako
Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-0349-1989 menetapkan kriteria esensial untuk kualitas batako. Ini mencakup dimensi, toleransi kerusakan, dan ketahanan material. Penting bagi produsen untuk mematuhi standar SNI untuk memastikan batako memenuhi kebutuhan konstruksi yang beragam.
Dalam konteks ukuran batako standar SNI yang disebutkan, "HB" adalah singkatan dari "Hollow Block" atau "batako berlubang". Istilah ini mengacu pada jenis batako yang memiliki rongga di dalamnya, yang umum digunakan dalam konstruksi untuk dinding non-struktural.
Ukuran batako standar SNI dibagi menjadi 4 varian:
HB 10: 10 cm x 20 cm x 40 cm
HB 10 (1/2): 10 cm x 20 cm x 20 cm
HB 20: 20 cm x 20 cm x 40 cm
HB 15: 15 cm x 20 cm x 40 cm
Standar dimensi batako menurut SNI adalah:
Panjang30 - 40 cm
Lebar15 - 20 cm
Tebal8 - 10 cm
Tabel Jenis, Ukuran, dan Panjang Dinding Sekat Lubang Minimum
Jenis
Ukuran (mm)
Panjang Dinding Sekat Lubang Minimum (mm)
Panjang
Lebar
Tebal
Luar
Dalam
Pejal
390 ± 3
90 ± 2
100 ± 2
-
-
-5
-
-
-
-
Berlubang - Kecil
390 ± 3
190 ± 3
100 ± 2
20
15
-5
-5
2
-
-
Berlubang - Besar
390 ± 3
190 ± 3
90 ± 2
25
20
-5
-5
-
-
-
Berat batako juga menjadi hal yang penting. Berat kering batako mencapai 950 kg/m³, sementara berat basah mencapai 1.000 kg/m³. SNI 03-0349-1989 juga menghitung kebutuhan batako per 1 m² untuk ukuran tertentu, yaitu:
Ukuran (cm)
Kebutuhan per m² (buah)
30 x 20 x 10
13 – 14
40 x 20 x 10
10 – 11
Klasifikasi kekuatan tekan minimum juga menjadi acuan yang penting dalam kualitas batako:
Kelas A:
Termasuk luas penampang lubang: 70
Tidak termasuk luas penampang lubang: 125
Kelas B:
Termasuk luas penampang lubang: 50
Tidak termasuk luas penampang lubang: 85
Kelas C:
Termasuk luas penampang lubang: 25
Tidak termasuk luas penampang lubang: 35
Syarat Fisik
Satuan
Bata Beton Pejal (Tingkat Mutu)
Tingkat Mutu Bata Beton Berlubang
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Kuat tekan bruto rata-rata min.
kg/cm2
100
70
40
25
70
50
35
20
Kuat tekan bruto masing-masing benda uji min.
kg/cm2
90
65
35
21
65
45
30
17
Penyerapan air rata-rata maksimal.
%
25
35
-
-
25
35
-
-
Dengan mengikuti standar SNI, umur bahan batako dapat mencapai 25 tahun atau lebih jika dirawat dengan benar. Penggunaan batako yang sesuai dengan spesifikasi ini berkontribusi pada keandalan dan durabilitas bangunan, membuat standar ini penting dalam industri konstruksi.
Dimensi dan Ketebalan Batako
Dimensi batako memegang peranan krusial dalam menentukan efektivitas struktur bangunan. Ukuran standar batako biasanya mencapai 30 x 10 x 15 cm. Namun, untuk batako trass, ukuran tinggi bervariasi antara 14-18 cm, panjang antara 20-30 cm, dan ketebalannya berkisar antara 8-10 cm.
Batako press memiliki dimensi yang lebih besar, dengan panjang 36-40 cm, tinggi 18-20 cm, dan ketebalan 8-10 cm. Untuk dinding luar, ukuran batako dapat mencapai 40 x 20 x 20 cm. Sedangkan, batako dinding pengisi memiliki ukuran 40 x 10 x 20 cm. Batako betok balok, yang digunakan untuk balok, memiliki dimensi 300 x 6 x 10 cm.
Memahami ketebalan batako menjadi kunci dalam memilih batako yang tepat. Ketebalan minimal yang direkomendasikan adalah 8 cm, dengan toleransi kerusakan sebesar 10%. Berbagai jenis batako beton menawarkan ukuran yang beragam, seperti batako beton lengkung 50 x 30 cm, batako beton bentuk kolom 29 x 29 x 14 cm, serta bentuk H dan U dengan dimensi 29 x 14 x 14 cm.
Jenis Batako
Ukuran (cm)
Ketebalan (cm)
Batako Standar
30 x 10 x 15
7.5
Batako Trass
20-30 x 14-18
8-10
Batako Press
36-40 x 18-20
8-10
Batako Dinding Luar
40 x 20
20
Batako Dinding Pengisi
40 x 10
20
Batako Betok Balok
300 x 6
10
Batako Beton Lengkung
50 x 30
-
Batako Beton Kolom
29 x 29
14
Batako Beton Bentuk H
29 x 14
14
Batako Beton Bentuk U
29 x 14
14
Memahami ukuran batako yang tepat memungkinkan pengguna memilih batako yang sesuai untuk kebutuhan konstruksi mereka. Ini memastikan efisiensi dalam pemasangan dan memperkuat struktur bangunan. Faktor ini sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi yang sukses.
Material Konstruksi untuk Batako
Material konstruksi yang esensial dalam pembuatan batako meliputi semen, pasir, dan air. Komposisi ini memegang kunci dalam menentukan kualitas dan kekuatan batako. Umumnya, proporsi bahan baku batako adalah 1 bagian semen terhadap 7 bagian pasir, dengan penambahan air yang diperlukan untuk mencapai campuran yang ideal.
Semen: Berperan sebagai pengikat utama. Pemilihan semen berkualitas tinggi esensial untuk meningkatkan daya tahan batako.
Pasir: Memilih pasir dengan ukuran butiran antara 0,14 mm hingga 5 mm akan memastikan campuran yang optimal. Persentase maksimum kandungan lumpur dalam pasir tidak boleh melebihi 5%.
Air: Air berperan penting dalam pemadatan, sehingga ketersediaannya harus terjaga. Kadar air yang tepat akan mendukung proses pengikatan antara bahan.
Ada berbagai jenis batako, seperti Batako Trass, Batako Semen, dan Batako Beton, masing-masing dengan karakteristik dan cara pembuatan yang berbeda. Batako dirancang untuk tahan terhadap berbagai tekanan, sehingga membuat dinding yang dibangunnya mampu menahan angin kencang, ideal untuk daerah rawan angin topan. Selain itu, komposisi bahan membuat batako tahan api dan tidak mudah dihancurkan oleh serangga.
Penting untuk memperhatikan air yang mungkin mengganggu struktur batako, terutama di daerah dengan level air tinggi. Menggunakan material konstruksi yang tepat serta mengikuti standar yang ditentukan, seperti SNI 03-0349-1989, memastikan nilai penyerapan air maksimum batako tidak lebih dari 25%. Dalam hal ukuran, batako trass umumnya memiliki panjang antara 20 cm hingga 30 cm, sedangkan ukuran batako semen bisa mencapai panjang 36 cm sampai 40 cm dengan ketebalan 8 cm hingga 10 cm.
Perbandingan Batu Bata dengan Batako
1 m2 sama dengan:
= 100bh Batu bata [ =1/(0,05*0,2) ]
= 12,5bh Batako 39 [ =1/(0,2*0,4) ]
= 16,8bh Batako 35 [ =1/(0,17*0,35) ]
1 bh Batako 39 = 8 (100/12,5) bh Batu bata
1 bh Batako 35 = 6 (100/16,6) bh Batu bata
Perhitungan Pembuatan Batako Cetak
Ukuran Cetakan Batako
Panjang = 39 cm
Lebar = 10 cm
Tinggi = 19 cm
Komposisi 1 Buah Batako Cetak
1 bh batako
Pasir = 0,0089 m3 (=0,39*0,1*0,19*1,2)
semen = 0,02 zak (=1/50)
Upah = Rp. 700
Estimasi Kebutuhan Bahan atau Material Batako Cetak
Jenis Material
Satuan
Jumlah
Harga
Total Harga
Bahan
Pasir
m3
0,0089
215.000
Rp 1.912
Semen PC Type I @ 50 kg
zak
0,02
76.500
Rp 1.530
Jumlah
Rp 3.442
Upah
Rp 700
Sub Total
Rp 4.142
Estimasi Total
Aspek
Pengalokasian
Harga (Rp.)
Penjelasan
Harga 1 bh batako
-
4.142
-
Bongkar+Muat batako/bh
-
80
-
Transportasi
(Rp. 350.000/rit dibagi 2000 bh)
175
1 rit pengiriman = 2000 bh batako
Cetakan Batako
Cetakan 2 unit = Rp. 400.000 (Rp. 400.000/15.000 bh)
1 angkong untuk mencetak 15.000 bh batako 2 lbr terpal untuk pelindung batako
Profit Kontraktor
-
120
-
Jumlah
4.584
-
1 m3
Gambar Cetakan Batako Tumbuk
Cetakan Batakao Tumbuk dari Besi
Tentang Foto
Pembahasan
Foto menampilkan tampilan horizontal cetakan batako dengan panjang sekitar 40 cm. Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang Batako, panjang standar batako berkisar antara 39-40 cm, sesuai dengan toleransi ±5 mm.
Gambar memperlihatkan sisi samping cetakan batako dengan tinggi sekitar 19 cm, sesuai SNI yang menetapkan tinggi standar batako antara 19-20 cm dengan toleransi ±3 mm.
Dimensi lebar cetakan batako diperlihatkan dari pandangan atas, menunjukkan ukuran sekitar 10 cm. Berdasarkan SNI, lebar standar batako adalah 9-10 cm, dengan toleransi ±2 mm.
Foto menampilkan struktur samping cetakan yang kokoh, terbuat dari plat besi dengan ketebalan minimal 3 mm sesuai standar material cetakan untuk batako guna memastikan daya tahan dalam proses produksi.
Bagian dalam cetakan batako terlihat dari sisi atas, menampilkan desain lubang silindris berdiameter 4-5 cm, sesuai dengan SNI yang mengatur penggunaan rongga untuk mengurangi berat tanpa mengurangi kekuatan batako.
Desain bagian dalam cetakan terdiri dari tiga lubang silindris sebagai penentu rongga, mengikuti standar SNI yang merekomendasikan dua hingga tiga rongga untuk mengoptimalkan efisiensi material dan kekuatan produk.
Bagian bawah cetakan diperlihatkan dengan fokus pada struktur pendukung yang dirancang untuk memberikan kestabilan maksimal. Konstruksi penyangga besi memenuhi persyaratan SNI untuk mencegah deformasi saat proses pencetakan.
Foto menunjukkan penutup atau pengunci bagian atas cetakan dengan toleransi dimensi ±1 mm, memastikan hasil cetakan presisi sesuai standar SNI.
Ketebalan plat besi pada cetakan diperlihatkan dengan ketebalan sekitar 3-5 mm, mengikuti SNI yang merekomendasikan material cetakan dengan ketahanan tinggi untuk penggunaan berulang.
Cetakan Batakao Tumbuk dari Kayu
Desain cetakan batako manual untuk 10 buah batako berbahan kayu.
Desain Utama
Cetakan terdiri dari 10 kompartemen dengan dimensi dan tata letak yang seragam.
Digunakan untuk menghasilkan batako secara manual dengan ukuran presisi.
Material utama yang digunakan adalah kayu balok dan papan kayu, dipilih karena kemudahan perolehan dan pengerjaan.
Komponen Utama
Tampak Atas Cetakan:
Memperlihatkan 10 ruang cetakan yang masing-masing memiliki pembatas vertikal dan lubang untuk mencetak rongga batako.
Bagian ini melibatkan elemen seperti:
Sekat pembagi antar ruang.
Alat dan pelubang untuk mencetak lubang udara pada batako.
Tampak Bawah Cetakan:
Struktur bawah datar untuk stabilitas cetakan.
Terdapat penguat pada bagian sisi untuk menjaga bentuk cetakan selama proses pengecoran.
Tampak Potongan dan Detil:
Menampilkan konstruksi bagian samping dan pengunci, yang menjaga kestabilan cetakan saat digunakan.
Material dan Dimensi
Material
Dimensi (mm)
Keterangan
Kayu Balok
30 × 20 × 200
Digunakan sebagai rangka pembagi
Kayu Papan (Sekat)
440 × 200 × 20
Untuk bagian sekat
Kayu Papan (Dasar)
1280 × 200 × 20
Untuk bagian dasar
Jarak Antar Sekat
20
Seragam untuk memastikan ukuran batako konsisten
Pemeliharaan Alat Berbahan Besi untuk Cetakan Batako
Pemeliharaan alat cetakan berbahan besi merupakan langkah esensial dalam menjaga kualitas dan durabilitas alat. Kondisi yang tepat akan mencegah kerusakan akibat korosi pada alat konstruksi. Dalam pemeliharaan alat cetakan, beberapa langkah harus diterapkan secara rutin.
Pembersihan rutin: Pastikan alat selalu bersih dari debu dan kotoran yang dapat menyebabkan korosi.
Pelumasan: Gunakan pelumas yang sesuai untuk mengurangi gesekan dan mencegah pengikisan material.
Pemeriksaan berkala: Lakukan evaluasi mendalam terhadap kondisi alat. Perhatikan adanya keretakan atau tanda-tanda korosi.
Penyimpanan yang benar: Simpan alat di tempat kering dan terhindar dari kelembapan untuk mencegah untuk memperpanjang umur alat.
Dengan menjalankan pemeliharaan alat cetakan yang teratur, kita dapat menjamin efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi batako. Alat berbahan besi yang sudah dirawat dengan baik akan meningkatkan kualitas cetakan dan hasil akhir dari produk batako.
Pengujian Material
Pengujian material dilakukan untuk persiapan dilakukannya pembuatan benda uji batako, supaya material yang digunakan sesuai dengan standar SNI 03-0349-1989.
Uji Sieve Shaker (Modulus Kehalusan)
Uji Kocokan (Kadar Lumpur)
Uji NaOH (Lumpur Organis)
Pengujian Benda Batako
Pengujian batako merupakan langkah penting untuk memastikan kualitas material konstruksi, terutama dalam menentukan kekuatan dan daya tahan terhadap faktor eksternal seperti tekanan dan kelembapan.
Uji Kuat Tekan Batako
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kemampuan batako dalam menahan beban maksimum sebelum mengalami kerusakan. Metode ini mengacu pada ASTM C-133-97, yang merupakan standar internasional untuk pengujian produk berbasis keramik dan batuan rekayasa.
Rumus Penghitungan: Besarnya beban maksimum (Fmaks) dihitung menggunakan rumus berikut:
Fmaks = P/A
P = Kuat tekan (N/m²), yaitu tekanan yang diberikan hingga benda uji mengalami kerusakan.
F = Gaya permukaan benda uji (m²).
A = Luas permukaan benda uji (N).
Uji Absorpsi Batako
Uji absorpsi atau daya serap air dilakukan untuk menentukan sejauh mana batako menyerap air, yang menjadi indikator penting terhadap daya tahan terhadap kelembapan. Proses ini mengacu pada standar SNI 03-0349-1989, yang menetapkan bahwa daya serap air maksimal yang diperbolehkan adalah 25% dari berat benda uji.
Rumus Penghitungan: Persentase daya serap air dapat dihitung menggunakan formula berikut:
Penyerapan Air (%) = ( mb - mk) / mb x 100%
mb = Massa basah benda uji (gr), yaitu berat batako setelah direndam air.
mk = Massa kering benda uji (gr), yaitu berat batako setelah dikeringkan.
Uji Manual Batako
Dalam industri konstruksi, uji manual terhadap batako menjadi salah satu langkah penting untuk memastikan kualitas material yang digunakan memenuhi standar teknis dan keamanan. Pengujian ini bertujuan untuk menilai komposisi campuran dan ketahanan batako berdasarkan metode yang telah teruji secara teknis.
Metode Pengujian Kekuatan Batako
Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Pengambilan Sampel:
Minimum 10 buah batako diambil sebagai sampel representatif dari batch produksi.
Pemilihan sampel dilakukan secara acak untuk memastikan hasil uji mencerminkan kualitas keseluruhan.
Pengujian Gravitasi:
Setiap batako dijatuhkan dari ketinggian 1,5 meter pada landasan tanah padat.
Tujuan metode ini adalah untuk mensimulasikan beban dan tekanan yang mungkin dialami batako dalam kondisi nyata, seperti saat transportasi atau pemasangan.
Batas Toleransi Kerusakan:
Dalam uji ini, persentase kerusakan maksimal yang diizinkan adalah 10% dari total sampel yang diuji.
Artinya, jika dari 10 sampel terdapat lebih dari 1 batako yang patah, maka komposisi campuran dan proses produksinya perlu dievaluasi.
Usia Batako Sebelum Uji:
Batako yang diuji harus memiliki umur minimal 14 hari.
Hal ini penting karena batako memerlukan waktu untuk mengalami proses hidrasi semen secara optimal sehingga mencapai kekuatan maksimalnya.
Signifikansi Hasil Pengujian
Hasil dari uji manual ini memberikan indikasi penting mengenai komposisi campuran antara semen dan pasir yang digunakan. Komposisi yang tidak seimbang dapat mengakibatkan:
Kelemahan struktural, seperti retak atau patah saat diaplikasikan.
Penurunan daya tahan terhadap beban atau tekanan eksternal.
Sebaliknya, jika hasil uji memenuhi standar toleransi kerusakan, ini menunjukkan bahwa campuran semen dan pasir telah dirancang dengan benar, menghasilkan produk yang sesuai untuk kebutuhan konstruksi.