Standar Cara Uji Slump Beton Segar Terbaik untuk Kualitas Konstruksi

Standar Cara Uji Slump Beton Segar


Anda tahu batas normal nilai slump beton? Secara umum, nilai slump beton yang dianggap normal berada dalam rentang 8-12 cm. Nilai ini menjadi indikator penting dalam menilai workabilitas atau kemudahan penanganan beton segar. Jika nilai slump mencapai 0 cm, hal ini menunjukkan bahwa workabilitas beton tersebut sangat rendah, yang dapat mempengaruhi proses pengecoran dan kualitas akhir dari struktur beton yang dihasilkan. Oleh karena itu, uji slump menjadi salah satu pengujian yang krusial dalam industri konstruksi.

Uji slump bukan hanya sekadar untuk mengecek kualitas beton baru, tetapi juga untuk memastikan bahwa beton memiliki konsistensi yang tepat sesuai dengan yang direncanakan dalam spesifikasi teknis. Dengan melakukan uji slump, kita dapat mengukur seberapa banyak air yang dibutuhkan oleh campuran beton tersebut. Ini penting untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan dan kemudahan pengerjaan beton. Uji slump dapat dilakukan baik di laboratorium maupun langsung di lokasi proyek, yang memberikan fleksibilitas dalam pengawasan kualitas.

Hasil dari uji slump memiliki implikasi langsung terhadap pekerjaan konstruksi, perencanaan campuran beton, dan kontrol kualitas. Dalam konteks pekerjaan konstruksi, mengetahui nilai slump yang tepat membantu dalam memastikan bahwa beton dapat ditempatkan dengan baik di cetakan dan dapat dipadatkan dengan baik tanpa mengalami segregasi atau bleeding. Dalam perencanaan campuran beton, uji slump membantu dalam menentukan proporsi campuran yang optimal untuk mencapai sifat-sifat mekanis dan fisik yang diinginkan. Dari sudut pandang kontrol kualitas, uji slump yang konsisten dan sesuai dengan spesifikasi adalah indikator bahwa proses produksi beton berjalan dengan baik dan akan menghasilkan beton yang memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

Secara keseluruhan, uji slump merupakan langkah yang esensial dalam proses pengendalian kualitas beton. Melalui pengujian ini, kita tidak hanya memastikan kemudahan penggunaan beton segar, tetapi juga menjamin bahwa beton yang digunakan dalam konstruksi memiliki performa yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan uji slump yang benar adalah bagian integral dari keberhasilan proyek konstruksi beton.

Intisari

  • Uji slump beton adalah metode penting untuk memeriksa kualitas dan workability campuran beton segar.
  • Metode ini digunakan untuk menilai konsistensi atau tingkat kekakuan campuran beton serta menentukan apakah campuran beton memiliki kecukupan air.
  • Pengujian slump dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan dan hasilnya dapat digunakan dalam pekerjaan, perencanaan campuran beton, dan pengendalian mutu beton.
  • Nilai slump yang biasanya digunakan berkisar antara 8-12 cm, dan nilai toleransi slump adalah sekitar 2 cm.
  • Proses pengujian slump mengacu pada standar SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30.

Pengantar Uji Slump Beton

Definisi Uji Slump Beton

Uji slump beton adalah cara uji yang menunjukkan konsistensi beton segar. Ini merupakan pengukuran kekakuan campuran beton. Standar SNI 1972:2022 menggunakan metode dari ASTM C143/C143M - 20.

Tujuan dan Manfaat Uji Slump

Tujuan uji slump beton ialah menentukan seberapa mudah beton segar diolah. Standar SNI 1972:2022 telah diperbarui untuk tambah lebihan info dan kemudahan prosedur.

Manfaat utama dari pengujian ini adalah menjaga kualitas beton. Dengan cara ini, kebutuhan air dapat dikontrol untuk memenuhi standar yang ditetapkan.

Hasil uji slump membantu pengawasan kualitas beton selama pekerjaan.

Nilai kuat tekan menyarankan bahwa tidak semua slump cocok untuk berbagai proyek. Slump 14, 16, dan 18 tidak mencapai standar kekuatan yang diharapkan. Dengan metode ini, kita bisa lebih teliti dalam pemilihan campuran beton.

Cara Menentukan Slump

Langkah-langkah untuk melakukan uji slump adalah sebagai berikut:
  1. Bersihkan alat slump dan dasarnya dengan kain yang dibasahi air.
  2. Isi alat Slump dengan campuran beton sebanyak 1/3, kemudian lakukan penumbukan sebanyak 25 kali (gunakan penumbuk dari tulangan beton polos berdiameter 16 mm).
  3. Tambahkan campuran beton lagi hingga mencapai 2/3 penuh dan lakukan penumbukan 25 kali lagi.
  4. Isi alat Slump hingga penuh dengan campuran beton dan lakukan penumbukan 25 kali.
  5. Ratakan permukaan atas campuran dengan menggunakan sendok pengaduk, bersihkan sisi-sisinya, pastikan tidak ada yang tumpah.
  6. Angkat alat Slump secara tegak lurus dan hati-hati.
  7. Letakkan alat Slump di dekat tumpukan campuran beton, kemudian ukur perbedaan tinggi antara tumpukan beton dan alat Slump.
  8. Ambil nilai rata-rata dari beberapa pengukuran mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi, inilah nilai Slump.
  9. Evaluasi workability (kemudahan pengolahan) beton berdasarkan nilai Slump.
  10. Lakukan pengujian nilai Slump beberapa kali hingga mencapai nilai yang diinginkan.

PERHATIAN:
  • Nilai Slump yang tinggi menunjukkan beton cair (banyak air).
  • Nilai Slump yang rendah menunjukkan beton kental (sedikit air).
  • Tujuan adalah mencapai beton yang plastis dan mudah diolah sesuai dengan regulasi.

NILAI-NILAI SLUMP UNTUK PEKERJAAN BETON:

URAIANSLUMP MAXIMUM (MM)SLUMP MINIMUM (MM)
Dinding, pelat pondasi, pondasi telapak bertulang12550
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, konstruksi di bawah tanah (tanah rawa)9025
Pelat, balok, kolom, dinding15075
Pengerasan jalan7550
Pembetonan masal7525

  • Referensi: PBI - 1971, NI - 2


Gambar di atas menunjukkan proses pelaksanaan slump test (A lebih sulit diolah daripada B).

Peralatan untuk Uji Slump Beton

Alat penting diperlukan untuk uji slump beton termasuk kerucut terpancung dan batang penusuk. Juga ada peralatan tambahan seperti Slump Cone, Spatula, Alat Pengukur Slump, dan Timbangan. Air Meter, Ember, dan Trowel juga esensial. Selain itu, perlu Kain Lap, Wadah Air, dan Catatan Pengujian.

Cetakan Kerucut Terpancung (Kerucut Abrams)

Cetakan ini terbuat dari logam tak lengket, agar pasta semen tidak menempel. Kami menggunakan logam setebal minimal 1,5 mm. Kerucut Slump dibuat dari lembaran baja yang kokoh, dengan ukuran 4 inci di bagian atas, 8 inci di bagian bawah, dan tingginya 12 inci.

Batang Penusuk

Batang penusuk diciptakan dari baja. Dia 16 mm dan panjangnya 600 mm. Ujungnya dibentuk seperti setengah bola.

Pelat Dasar

Pelat dasar sangat luas untuk menampung beton yang sudah slump. Ini agar tidak menyerap air. The Base Plate is buatan dari lembaran baja, dilengkapi pegangan, berukuran 600 x 600 x 5 mm.


Persyaratan Bahan dan Ukuran Beton

Untuk beton plastis dengan agregat kasar hingga 37,5 mm, slump test bisa digunakan. Tapi, jika agregat kasar lebih besar dari 37,5 mm, harus dipisah terlebih dahulu. Ini penting karena metode tidak sesuai untuk beton non-plastis atau non-kohesif.

Persyaratan Bahan BetonUkuran Agregat Beton
Beton plastis dengan ukuran maksimum agregat kasar hingga 37,5 mmUkuran agregat kasar maksimal 37,5 mm
Tidak dapat diterapkan pada beton non-plastis dan non-kohesifJika lebih besar, perlu dilakukan pemisahan agregat sesuai prosedur

Uji Slump Beton

Persiapan Pengujian

Langkah pertama adalah siapkan alat. Basahi cetakan dan pelat dasar dengan kain basah. Kemudian, letakkan cetakan di atas pelat dasar.

Pengisian Cetakan

Beton segar dimasukkan ke dalam cetakan. Lakukan ini selapis demi selapis, kemudian padatkan tiap lapis. Terakhir, ratakan permukaannya.

Pemadatan Beton

Setelah diratakan, beton dipadatkan. Untuk pemadatan, gunakan batang penusuk berukuran 16 mm x 600 mm. Lakukan pemadatan merata di semua sisi beton.

Pengukuran Nilai Slump

Terakhir, angkat cetakan perlahan. Ukur nilai slump dengan cara membandingkan tinggi beton. Nilai ideal slump untuk beton segar adalah 8-12 cm.

Apabila nilai slump di bawah 2 cm, itu tandanya beton kurang berkualitas.


Interpretasi Hasil Uji Slump

Hasil uji slump mengukur tinggi beton yang runtuh setelah cetakan diangkat, dalam satuan centimeter (cm). Biasanya, slump yang baik berada di antara 8 hingga 12 cm. Untuk aplikasi konstruksi umum, slump normalnya sekitar 50 hingga 100 mm. Ini dilakukan dengan mengukur tinggi penurunan beton dalam milimeter (mm).

Rentang Nilai Slump yang Dapat Diterima

Jika slump berada di bawah 15 mm, itu bisa berarti beton kurang lentur. Sedangkan jika lebih dari 230 mm, beton mungkin tidak lengket. Beton dengan slump sedang cenderung lebih berkualitas dan memenuhi standar konstruksi. Slump rendah artinya beton susah untuk dicor. Sedangkan slump tinggi menandakan beton sulit mengikat serta bisa punya masalah serapan air saat mengeras.

Menginterpretasi hasil uji slump penting untuk mengetahui kualitas beton dengan teliti. Banyak faktor yang berpengaruh, seperti ukuran agregat dan jumlah air. Juga, dampak air pada campuran semen patut diperhatikan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai Slump

Mengerti faktor-faktor yang bisa ubah nilai slump sangat penting. Ini karena dapat membantu hasil pengujian disesuaikan dengan baik. Beberapa faktor penting termasuk:

Kadar Air Campuran

Kadar air campuran sangat mempengaruhi nilai slump. Jika air di campuran lebih banyak, nilai slump akan lebih besar. Ini karena air membuat beton lebih mudah dikerjakan.

Ukuran Agregat

Ukuran agregat pun berpengaruh pada slump beton. Agregat besar membuat nilai slump jadi lebih kecil. Sebabnya adalah butuh lebih banyak semen untuk meratakan butirannya.

Bahan Tambah

Superplasticizer bisa tingkatkan nilai slump tanpa tambah air. Ini karena superplasticizer bantu semen merata lebih baik. Pengaturan bahan tambah juga penting untuk mendapatkan nilai slump yang diinginkan.

Mengenali faktor-faktor nilai slump adalah kunci. Dengan demikian, nilai slump yang diharapkan dapat tercapai. Hal ini untuk memastikan beton berkualitas sesuai standar.

Uji Slump Beton di Lapangan

Pengujian slump beton bisa segera dilakukan di tempat sebelum dicor. Ini bagus untuk memeriksa kualitas beton dan mencegah kerusakan bangunan. Persiapannya termasuk memastikan semua peralatan siap dan area pengujian bersih.

Alat yang dibutuhkan untuk uji slump termasuk slump cone, spatula, timbangan, dan alat pengukur air. Juga diperlukan ember, trowel, dan kain lap untuk membersihkan alat. Jangan lupa siapkan juga catatan ujiannya.

Persiapan Pengujian di Lapangan

Persiapan uji slump di lapangan meliputi mengecek peralatan dan membersihkan area uji. Biasanya, slump beton baru antara 50-100 mm untuk bangunan umum. Slump rendah menandakan beton kaku, sedang menunjukkan kualitas baik, sementara slump tinggi berarti terlalu basah. Kekuranglancaran beton atau slump yang terlalu rendah bisa menurunkan kualitas beton, yang menyebabkan retak atau pengerasan yang buruk.

Pengawasan Proses Uji Slump

Pada saat pengujian slump, pengawas harus hadir untuk mencatat pelaksanaannya. Cara ini membantu menghindari kesalahan dan memenuhi standar kualitas. Slump beton yang ideal biasanya 60-180 mm. Workabilitas beton dinilai dari slump 8-12 cm biasanya. Uji slump dengan kerucut abrams mengikuti standar ASTM C-143. Kerucut Abrams memiliki ukuran tertentu dan digunakan dengan tongkat penusuk berdiameter 26mm dan panjang 60cm.

Perawatan dan Penyimpanan Peralatan Uji Slump

Agar keakuratan hasil pengujian terjaga, perlu merawat peralatan uji slump beton. Cetakan kerucut sebaiknya selalu bersih dan terlindungi. Pastikan tidak ada lekukan atau deformasi.

Juga, batang penusuk perlu dijaga kebersihannya saat disimpan. Ini mencegah kerusakan. Hasil uji slump akan lebih akurat dan konsisten dengan perawatan rutin.

Peralatan uji dan penyiap sampel beton harus sesuai ketentuan. Keakuratannya harus hingga 0,3% atau 0,1% dari kapasitas maksimum. Benda uji beton memakai ukuran 150 mm x 300 mm. Penyesuaian dibuat untuk agregat kasar lebih besar.

Lakukan perawatan khusus untuk benda uji. Simpan dalam suhu 16-27 derajat Celsius setelah dibuat selama 48 jam. Ikuti petunjuk perawatan untuk hasil terbaik.

Waktu transportasi benda uji ke lab maksimal 4 jam. Benda uji harus terlindungi dari kerusakan dan tetap lembab.

Penting menggunakan metode pengujian yang sudah diakui. Seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ASTM. Ini memastikan kontrol kualitas yang baik dalam pengujian beton.

Pencatatan dan Pelaporan Hasil Uji Slump Beton

Hasil pencatatan hasil uji slump beton itu penting. Kita harus catat detail tentang beton yang diuji, seperti contohnya identitasnya. Lalu, juga waktu dan di mana beton itu diuji, serta hasil slump-nya.

Menurut penelitian, beton dengan slump 12 memiliki kekuatan rata-rata 34,97 Mpa. Namun, slump 14, 16, dan 18 punya kekuatan lebih rendah. Kuat tekan masing-masingnya adalah 27,84 Mpa, 26,40 Mpa, dan 25,20 Mpa. Jadi, ada hubungan antara air yang berlebihan pada campuran beton dan hasil slumpnya.

Memantau dan melaporkan hasil uji slump sangat vital dalam proyek konstruksi. Biaya untuk tiap uji slump biasanya Rp 13.800,- dan hasilnya kita terima dalam 2 hari. Layanan quality control juga akan memberikan data penting tentang kualitas pekerjaan konstruksi.

Dengan catatan dan laporan yang baik, semua pihak terlibat bisa mengawasi kualitas beton. Ini membantu menjaga beton sesuai standar. Jadi, proyek konstruksi berjalan lebih baik dan sukses.

Keselamatan saat Melakukan Uji Slump Beton

Uji slump beton membutuhkan perhatian khusus terutama soal keselamatan. Pakailah helm, sarung tangan, dan sepatu khusus. Ini penting untuk melindungi diri dari bahaya. Pastikan area uji bersih dari tumpahan beton atau alat yang bisa bahaya.

Setiap karyawan harus tahu cara kerja yang aman untuk prosedur ini. Mereka juga harus latihan rutin dan mengikuti prosedur keselamatan. Pengetahuan serta praktik kerja yang aman sangat ditekankan selama pengujian.

Aspek Keselamatan Tindakan yang Diperlukan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Wajib menggunakan helm, sarung tangan, dan sepatu pengaman
Kondisi Area Pengujian Dibersihkan dari potensi bahaya seperti tumpahan beton atau peralatan lain
Kompetensi Personel Personel harus terlatih dan mengikuti prosedur keselamatan yang berlaku

Memperhatikan hal di atas sangat mengurangi risiko kecelakaan saat uji slump. Ini bukan hanya tentang keselamatan kita semua, tapi juga menjalankan proyek lebih lancar. Keberhasilan proyek konstruksi akan terjamin.

Referensi dan Standar Terkait Uji Slump Beton

Di Indonesia, uji slump beton mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) 1972:2008. Standar ini telah direvisi dari SNI 03-1972-1990. Ada penambahan tentang ukuran agregat kasar maksimal, persyaratan cetakan, dan langkah kerja yang lebih detail. Referensi penting lainnya adalah AASHTO T 119 yang membahas Metode Uji Slump Beton Semen Hidrolis.

SNI 1972:2008 menegaskan bahwa uji slump beton berlaku untuk beton plastis dengan agregat kasar hingga 37,5 mm. Untuk cetakan logam, ketebalan minimal sekarang adalah 1,5 mm dari sebelumnya 1,2 mm. Standar juga mencatat bahwa beton yang tidak plastis atau tidak kohesif, dengan nilai slump di bawah 15 mm atau di atas 230 mm, tidak dapat diuji.

Standar ini juga merinci spesifikasi peralatan untuk uji slump beton, termasuk cetakan kerucut terpancung dan batang penusuk. Meski begitu, alternatif cetakan diperkenankan asal sesuai pengujian ketat demi hasil yang konsisten.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url